QUOTE of the day


Noviana Kusumawardhani at 9:03am December 22
kematian adalah ketika mimpi sudah tidak ada lagi...keep the dream alive then...namaste

BUS TRANSJAKARTA

Jika peluang kekayaan itu ibarat bus transjakarta, biarpun busnya deket banget sampai jempolkaki kita terlindas, kita tetap tidak bisa menaikinya tanpa membayar dan berdiri di halte yang tepat.


Perumpamaan ini TERINSPIRASI ketika "diberi kesempatan" menghadiri sesi kubik leadership pak Jamil Azzaini, duduk rapih dibelakang dan mendengarkan pintu-pintu rahasia hidup dan bisnis terbuka.

ada beberapa poin yang membekas.
saya ingin tulis salah satunya untuk mengingatkan diri, sebelum lupa terhapus luka (wuah kaya judul lagu ya....). bo-ong ding ga ada yang luka,cuma mendramatisir dikit...he...he..

jamilazzaini : Tingkatan EXPERTISE, optimalkan ASET maka yang lainnya akan akan mengikuti
atau bahasa lainnya, Fokus lah di TO BE dan VALENSI, maka TO HAVE akan didapat.

Untuk mengejar kesuksesan yang perlu kita lakukan ialah bersungguh-sungguh meningkatkan kemampuan diri kita pribadi: yang berbisnis training harus selalu mempelajari metode training terbaru, yang bergerak di bidang garment harus giat mencari informasi mode dan trend terbaru, bidang it selalu mau untuk belajar sistim terbaru , yang berdagang tidak malu-malu untuk membuka buku tips dan trik berdagang, yang berjualan online selalu sharing dan googling mencari kunci-kunci pembuka pintu bisnisnya.

Pebisnis handal selalu mengenal dirinya lebih dari siapapun juga, kemampuan, pribadi, karakter, kelemahan, kelebihan , hobby, kesenangan, dreams, visi, finansial dan aspek lainnya. eksplorasi tiada henti akan aset diri ini yang akan membuat seseorang akan siap untuk menangkap peluang yang muncul sekejap, mempertajam intuisi bisnisnya dan aware terhadap risiko bisnis didepannya.

Ketika kemampuan pribadinya meningkat dan instuisi bisnis terpelihara, maka "kekayaan" serasa datang dengan sendirinya.

Beberapa orang pesimis selalu mengatakan bahwa ada suatu "keberuntungan" dalam berbisnis, namun mereka lupa, jika expertise dan valensi tidak siap, Sebesar apapun juga peluang yang melintas di depan matanya, tetap tidak akan ada cerita sukses yang akan kita dengar.

Jika peluang kekayaan itu ibarat bus transjakarta, biarpun busnya deket banget sampai jempol jari kita terlindas, kita tetap tidak bisa menaikinya tanpa membayar dan berdiri di halte yang tepat.

Stay Fokus di TO BE dan VALENSI, maka TO HAVE akan didapat.


irwan rahman the chapter
- thechaptercourse.co.cc _

PERBEDAAN PERSEPSI

(writer unknown)

Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Istri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya :


- Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu.
- Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.

Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.

Jawab anak yang bungsu :

"Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih".
"Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau p ulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak".

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama.
Jawab anak sulung :

"Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal
tidak susut".

"Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam.
Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup."

"Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama".

MORAL CERITA :
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita... pilihan ada di tangan anda.

'Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara ya ng luar biasa'

TABUNGAN ENERGI


Entah kenapa tiba-tiba hari ini Saya serasa ditumbukkan dengan pencarian atas pertanyaan terbesar saya selama ini, "Bagaimana ceritanya koq saya sampai pada titik perjalanan ini"


Lahir, sekolah, kuliah, pacaran dan berkarir di Bandung memberikan gambaran bahwa saya hanya akan tinggal dan berkarya di Bandung saja. Tapi ada sesuatu yang "melemparkan" saya ke Ibukota, terseok-seok dan belajar dari pengalaman untuk survive di Jakarta. Sebuah pengalaman yang tidak manis namun bukan pula pil pahit.


Bekerjapun begitu, awal karir di AC Nielsen Bandung di bidang riset , ditarik ke Sanbe farma-perusahaan obat, ditawari Markplus divisi Education, tertantang oleh International College, menantang diri sendiri membuatkan perusahaan untuk beberapa teman, direkrut oleh perusahaan franchaise dari Swiss sebelum akhirnya memproklamirkan diri mendirikan THE CHAPTER - learning center.


Ini rasanya bukan seperti kata beberapa teman "mengalir mengikuti air", tapi saya serasa setiap kali mempertanyakan pada sang Maha pencipta mengapa diri ini "ada", setiap kali itu pula terkuak satu jalan setapak baru yang saya rasakan memang disediakan untuk seorang irwan rahman.


Jawabannya diberikan oleh teman saya, sang pengembara raya, pak Jamil Azzaini. Hari ini saya di "jemput", didudukkan dan dibukakan kunci atas pertanyaan terbesar saya, persis didepan mata saya, tertulis besar diatas layar "TABUNGAN ENERGI".


Sang pengembara raya menyatakan bahwa seperti halnya hukum kekekalan energi, tidak ada energi yang hilang, yang ada hanyalah energi yang berubah bentuknya.


Setiap usaha yang kita lakukan maka hasilnya akan sebanding dengan usaha yang telah kita keluarkan. Jika apa yang kita dapatkan hasilnya tidak sama dengan energi yang telah kita keluarkan, maka selisih energi tersebut sebetulnya tidak terbuang sia-sia akan tetapi hanya berubah bentuk menjadi TABUNGAN ENERGI. namun seperti tabungan kita, kadangkala tabungan energi kita positif dan tidak jarang pula yang kita tabung hanyalah energi negatif saja.


Energi positif didapat ketika kita melakukan perbuatan positif seperti bekerja, mengajar,berdagang, belajar, menebar rahmat,membantu seseorang menyeberang jalan hingga memungut kerikil dan membuangnya kepinggir jalan agar tidak melukai kaki orang lain, semuanya adalah beberapa tindakan positif.


Seperti Bank dimanapun juga, ketika tabungan energi positif kita telah terkumpul di alam semesta dengan berlimpah, akan mudah bagi kita untuk "menagihnya" dan dibayarkan dengan mata uang yang sesuai dengan permintaan kita - Harta,Tahta, Kata atau Cinta-.


Banyak sekali kemudahan yang telah diberikanNya atas diri ini. ketika di cocokkan dengan formulasi "tabungan energi" ternyata memang sesuai.


Formulasi ini memang tidak akan merubah semua yang telah saya dapatkan, namun mendorong untuk menabung secara intens dan signifikan agar di akhir tahun balance sheet tidak tekor tertutup oleh tabungan energi negatif.


Terimakasih yang tulus diberikan pada sobat kang Imam S yang telah menjemput dan mempertemukan. Juga untuk Kang Jamil Azzaini yang atas rencanaNya dan kuasaNya memberikan jawaban atas pertanyaan2 ini.


Semoga hari ini memberikan semangat baru untuk membudayakan gemar menabung.


Amin.

Teman-teman seperjalanan